Jakarta - Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta pada Kamis (28/8)  berujung duka. Seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan (21) tewas setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob.


Pada Kamis (28/8) pagi, ribuan demonstran melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat. Massa awalnya berasal dari serikat buruh dengan membawa enam tuntutan, yakni penghapusan sistem outsourcing dan penolakan upah murah, penghentian pemutusan hubungan kerja (PHK), reformasi pajak perburuhan, pengesahan RUU Ketenagakerjaan tanpa omnibus law, pengesahan RUU Perampasan Aset, serta revisi RUU Pemilu. Massa buruh kemudian membubarkan diri pada siang harinya. Selepas itu, gelombang demonstran baru datang dari kalangan mahasiswa dan sejumlah peserta berseragam sekolah. Mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus tersebut menuntut pembubaran DPR dan pencabutan tunjangan anggota dewan yang dianggap berlebihan. 


Situasi yang semula berlangsung damai berubah menjadi ricuh ketika massa aksi tidak kunjung bubar saat menjelang magrib yang mengakibatkan aparat kepolisian berupaya untuk membubarkan massa dengan kendaraan rantis dan gas air mata. Dilansir dari Tempo, para aparat kepolisian ini mulai mendesak massa untuk bubar, hingga demonstran terdesak ke arah Jalan Gerbang Pemuda dan Penjernihan I. Kericuhan pun terjadi di area tersebut, tembakan gas air mata dari petugas dibalas dengan lemparan batu dan botol. 


Para warga dan demonstran yang tak terima akan langkah polisi yang menembakkan gas air mata sampai ke kawasan perkampungan kemudian mendekati salah satu rantis kepolisian untuk melayangkan protes. Namun, sebuah mobil rantis brimob tiba-tiba melaju cepat di tengah kerumunan massa yang sedang berkumpul di depan Rusun Bendungan Hilir, Jalan Penjernihan I. Pergerakan itu mengakibatkan dua pengemudi ojek online menjadi korban. 


Dua pengemudi ojek online yang tertabrak tersebut ialah Affan Kurniawan dan Moh Umar Amarudin. Berdasarkan saksi mata dan video yang beredar di media sosial, salah satu korban, yakni Affan Kurniawan tampak berusaha menghindari rantis brimob yang melaju kencang, akan tetapi korban tidak mampu menghindar hingga akhirnya ditabrak dan dilindas rantis brimob. Kerumunan massa yang melihat kejadian tersebut berbondong-bondong mendekati rantis untuk menyelamatkan korban, tapi rantis brimob itu tetap melaju dan menyeret korban Affan Kurniawan hingga beberapa meter. 


Aksi penyelamatan baru bisa dilakukan beberapa saat setelahnya. Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat, tetapi malangnya Affan Kurniawan dinyatakan tewas dalam insiden tersebut, sementara Moh Umar Amarudin mengalami luka-luka dan masih menjalani perawatan di rumah sakit. Jenazah korban Affan Kurniawan kemudian dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).


Dikutip dari Kompas, saksi mata bernama Abdul (bukan nama sebenarnya) menyatakan bahwa laju rantis kepolisian terlihat tidak terkendali saat insiden berlangsung. Ia juga menjelaskan bahwa sebelum peristiwa terjadi, korban (Affan Kurniawan) terlebih dahulu mengantarkan pesanan ke daerah Bendungan Hilir. Ketika melintas di Pejompongan, korban terhenti akibat kemacetan. Tidak lama kemudian, korban tertabrak dan terlindas rantis Brimob. 


Atas insiden tersebut, kericuhan pun semakin menjadi-jadi. Pada Kamis malam, ratusan pengemudi ojek online melakukan unjuk rasa di Markas Komando Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang, Jakarta Pusat. Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes menyusul tewasnya Affan dan cedera yang dialami Umar dalam insiden rantis Brimob. 


Para massa masih bertahan hingga Jumat (29/8) dini hari, walau kerap kali dihalau aparat dan ditembakkan gas air mata. Massa juga sempat membakar pos polisi yang berada tepat di bawah Jalan Layang Senen. Ini mencerminkan kemarahan sekaligus tuntutan dari para massa agar kepolisian bertanggung jawab atas insiden yang terjadi. Ketegangan mulai meredam saat Brigjen TNI Muhammad Nas, Asintel Kaskostrad, didampingi Kompol Anton Ashar dari Brimob, berdialog dengan para demonstran. Perwira Brimob, Kompol Anton Ashar, menyampaikan bahwa Kapolri telah menemui keluarga Affan Kurniawan. Ia juga menambahkan, tujuh anggota Brimob kini telah diamankan terkait peristiwa tersebut. 


Di sisi lain, dalam konferensi pers di RSCM, Jakarta Pusat, Kamis (28/8) malam, Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim menjelaskan bahwa tujuh anggota Brimob telah diamankan usai insiden rantis yang menewaskan seorang pengemudi ojol di Pejompongan. Ia memastikan proses penyelidikan di Markas Komando Brimob Polda Metro Jaya akan berlangsung transparan. Tujuh anggota polisi yang berada di dalam mobil rantis tersebut berinisial Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, Bharaka Y, dan Bharaka J. Mengutip dari Antara News, Irjen Abdul Karim mengatakan  “Masih kita dalami siapa yang setir, siapa yang ini, kita dalami. Yang jelas tujuh ini ada di satu kendaraan. Kita dalami perannya masih dalam rangka pemeriksaan. Akan kita update".


Pada Jumat dini hari pukul 02.30 WIB jenazah Affan dibawa ke rumah duka usai sempat berada di RSCM Jakarta Pusat. Jenazah Affan kemudian dimakamkan di TPU Karet Bivak pada Jumat siang hari. Pemakaman Affan berlangsung dengan dikawal oleh ribuan pengemudi ojek online.


Aksi di depan gedung DPR yang berujung ricuh kini meninggalkan duka. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya ruang dialog yang sehat antara masyarakat, aparat, dan wakil rakyat. Publik menunggu langkah transparan dari kepolisian serta respon DPR atas aspirasi yang sempat disuarakan.


Penulis : I Gusti Ayu Agung Erlina Putri Astana

Editor : Kayla Stefani Magdalena Tobing