Jakarta - Setelah bertahan selama dua dekade tanpa perubahan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan akan melakukan revisi harga tiket Transjakarta dari Rp3.500 menjadi Rp5.000. Gubernur Pramono Anung mengungkapkan bahwa pengumuman resmi mengenai kebijakan tersebut akan disampaikan dalam waktu dekat.


"Nanti saatnya, pada saat yang tepat kami akan umumkan mengenai hal itu (kenaikan tarif Transjakarta)," ungkap Pramono di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin (27/10/2025), dikutip dari Kompas.com.


Kenaikan ini dilakukan menyusul tingginya beban subsidi yang ditanggung Pemprov DKI yang mencapai lebih dari Rp9.000 per tiket.


"Sekarang ini subsidinya setiap tiket sebenarnya sudah di atas Rp9.000 Kan nggak mungkin kalau kemudian ini kita sangga sendirian terus-menerus," tuturnya, Selasa (28/10/2025), seperti dilansir dari Liputan6.com.


Harga layanan Bus Rapid Transit (BRT) ini terakhir kali disesuaikan pada tahun 2005 berdasarkan SK Gubernur DKI No. 1912/2005. Saat diluncurkan pertama kali pada 15 Januari 2004, biaya perjalanan mulanya ditetapkan Rp2.000. Kemudian meningkat menjadi Rp3.500 dengan sistem early-bird, yakni Rp2.000 untuk jam 05.00-07.00 WIB dan Rp3.500 mulai pukul 07.00 WIB.


Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) sudah mengusulkan peningkatan biaya kepada pimpinan Jakarta di era sebelumnya. Ketua DTKJ, Haris Muhammadun, menyatakan bahwa hasil kajian Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) menunjukkan kesiapan warga menerima perubahan ini.


Kepala Dinas Perhubungan Jakarta, Syafrin Liputo, juga turut menyampaikan pembahasan rinci akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan dengan mempertimbangkan seluruh aspek terkait.


“Terkait tarif ini juga bisa kami detailkan pembahasannya untuk mendapatkan persetujuan, tentu semua aspek yang berpengaruh akan dipertimbangkan,” jelas Syafrin, dikutip dari Kompas.com.


Respons Masyarakat


Beragam tanggapan muncul dari warga Jakarta terkait rencana kenaikan tarif layanan Transjakarta. Salah satu warga, Mufarochah, mengaku tidak keberatan dengan wacana tersebut. Menurutnya, harga Rp5.000 masih tergolong murah bila dibandingkan dengan kenyamanan dan fasilitas yang diberikan Transjakarta.


“Menurut saya sih masih murah ya, karena nyaman sekali,” ujar Mufarochah saat ditemui tim tvOne di Jakarta, Selasa (28/10/2025), dikutip dari tvOne.


Ia menambahkan, tarif tersebut masih masuk akal dibandingkan dengan moda transportasi umum lain. Apalagi, Transjakarta juga memiliki berbagai program yang memudahkan penumpang, terutama bagi kalangan lanjut usia.


“Kalau dibandingkan kendaraan lain, Transjakarta masih paling murah. Apalagi kalau lansia, kan ada Kartu Layanan Gratis, jadi bisa naik tanpa bayar dan dapat prioritas tempat duduk juga,” tuturnya.


Namun, tidak semua warga sependapat. Salah satu warga bernama Tian, mengaku keberatan dengan rencana kenaikan tersebut.


“Memang sih murah, tapi karena gaji juga masih pas-pasan. Jadi kalau bisa jangan naik dulu. Kalaupun naik, fasilitasnya harus lebih nyaman, soalnya kalau pulang kerja sering enggak kebagian tempat duduk,” kata Tian.


Peningkatan Layanan Disiapkan


Menurut Pramono, penyesuaian harga akan diikuti dengan perbaikan kualitas pelayanan. Salah satunya adalah penambahan armada bus listrik dari 200 unit menjadi 500 unit pada tahun ini.


"Fasilitasnya sekarang kita perbaiki, bahkan tahun ini untuk bus listrik Jakarta yang sebelumnya hanya beroperasi 200, sekarang akan beroperasi sampai dengan 500 bus listrik," ucap Pramono, Senin (27/10/2025), dikutip dari Antaranews.


Gubernur juga menjamin bahwa program layanan gratis untuk 15 golongan masyarakat tetap berlanjut, termasuk ASN, TNI-Polri, pelajar, penyandang disabilitas, dan lansia. Menurutnya, meskipun akan ada kenaikan, biaya Transjakarta tetap lebih ekonomis dibandingkan wilayah penyangga seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang.


"Tarif untuk Transjakarta dibandingkan daerah mana pun lebih murah, termasuk Bogor, Bekasi, Tangerang. Kita paling murah," tegasnya.


Penulis: Fuji Mayumi Riyenti

Editor: I Gusti Ayu Agung Erlina Putri Astana